Tulisan ini saya buat hari pertama Ramadhan. Karena satu dan banyak hal, saya belum sempat menguploadnya. Baru sekarang, di hari-hari penghujung Ramadhan. Berharap semoga bisa menjadi peringatan, tak ada jaminan saya akan bertemu Ramadhan tahun depan...
Laman
Selasa, 06 Agustus 2013
Rabu, 05 Juni 2013
Pensiun Dini
Meninggalkan dakwah
itu perkara yang amat-amat mudah. Kita tinggal sedikit demi sedikit menjauhinya
saja. Ndak aktif lagi tanpa kabar. Ndak respon
saat dihubungi. Ndak datang saat diundang. Nah, intinya
bersikap cuek saja dan sibukkan diri dalam aktivitas yang menyenangkan. Dengan
begitu, kita masih dikenal sebagai aktivis dakwah, tapi sebenarnya semua itu
hanya label. Tapi apa untungnya bersikap begitu?
Minggu, 28 April 2013
Kewajiban vs Hak
Asal muasalnya bahasan ini adalah taujih pernikahan dari gurunda Mohammad Fauzil Adhim yang
diemailkan kepada saya dalam bentuk power
point. Sejatinya ini adalah tentang bagaimana berinteraksi, lebih khusus
lagi, berinteraksi antara suami dan istri dalam rumah tangga. Walaupun saya
sudah jadi ‘ibu rumah tangga’, tapi karena belum ketemu bapak rumah tangga yang
sesungguhnya, jadi saya ndak akan
menuliskan secara spesifik tentang interaksi suami istri. Saya coba menuangkan
.ppt itu ke dalam power paragraph, dengan bahasa yang berbeda dan
sedikit kontekstual.
Senin, 22 April 2013
Iron Man 3 vs UN
Iron Man 3 kayaknya bakal heboh. Tapi percayalah,
saya tidak bermaksud menambah kehebohan itu dengan menghubungkannya sama UN. Memang
karena ndak ada hubungannya. Iron Man
3 itu cocoknya kalau dihubungkan sama Man of Steel, baru tambah heboh. Saking hebohnya,
kita sering terlupa, bahwa tetap saja mereka fiktif, representasi dari rasa
frustasi tentang dunia yang semakin tidak pasti. Juga keyakinan bahwa hanya ada
satu dua orang extra ordinary people
yang mampu membuat perubahan.
Minggu, 21 April 2013
Zamzam
Lepas ashr. Saya keluarkan Gaza dan siap meretas jalan
perjuangan lagi bersamanya. Bersamaan dengan itu, langit yang sedari tadi
berwarna kelabu menumpahkan tetes-tetes air hujan. Namun agenda harus tetap
berjalan, janji harus tetap dipenuhi.
Senin, 15 April 2013
Lensa Kebaikan
Menjelajahi Gunung Kidul minimal sekali dalam selapan membuat kami -Tim Akreditasi BADKO TKA-TPA DIY- menemukan dan belajar banyak hal. Betapa guyub, betapa sederhana, namun begitu tinggi ghirah perjuangannya. Selapan yang lalu kami bertandang ke Rayon Girisubo, dulunya pemekaran dari Kecamatan Rongkop. Berbekal peta (kalau kertas HVS kucel dengan denah yang ruwet itu layak disebut demikian), kami berangkat. Unit yang kami kunjungi itu ternyata benar-benar adoh ratu cedhak watu. Pengurusnya menuturkan, tempat mereka berada itu daripada ke Jogja, lebih dekat ke Pacitan. Dan daripada ke Wonosari, jauh lebih dekat ke Wonogiri. Allahu Akbar!, pekik saya lirih. Untuk menghidupi TPA, unit ini tak menarik SPP dari santri-santrinya. Pun tak mencoba mencari donatur. Sebab kesadaran beragama di sana miris dirasa. Harap dicatat, sekitar 96 KK tak beragama! Maka di KTP mereka, "AGAMA: -". Namun, mereka yang sadar, yang sedikit itu, rela dan suka hati menyerahkan jagung atau kacang tiap kali mereka panen. Jagung dan kacang ini disimpan di gudang TPA, lalu nantinya dijual untuk memenuhi biaya operasional.
Senin, 08 April 2013
Arti Kehadiranmu
Jum’at adalah hari istimewa. Ah, sebetulnya istimewa itu sederhana, tergantung bagaimana mengartikannya. Tetapi entah kenapa, ada yang lain di hari itu bagi keluarga saya. Hari Jum’at –bagi banyak orang- merupakan hari pendek. Bagi saya tidak, tetap 24 jam, sama, bahkan kuduga sejak 1993.
Rabu, 03 April 2013
Menang Kalah Bukan Masalah
Dalam sebuah perlombaan, kalah dan menang itu biasa. Yang
akan membedakan keduanya, sejatinya bukan apa atau berapa hadiah yang diterima.
Namun bagaimana kita mendapatkan dan memaknainya. Kita akan jadi pemenang dengan
perjuangan yang utuh, atau menang dengan culas mengambil jalan pintas. Pun
ketika kalah. Kita kalah setelah mengupayakan yang terbaik sampai akhir jalan,
atau kalah karena menyerah di tengah-tengah. Sama menangnya, sama kalahnya,
tapi bisa berbeda nilai dan rasanya.
Kamis, 21 Maret 2013
Allah Ndak Laku
Ini sharing cerita dari sahabat saya.
Beberapa kali dia berhubungan dengan instansi untuk urusan pembiayaan. Dan baru
gol belakangan di sebuah BMT. Awalnya, hampir semua yang tak berbuah
kesepakatan bersama itu sebabnya satu: ketiadaan jaminan.
Asbabun nuzulnya, jaminan berfungsi
membuat pemberi pinjaman (dalam hal ini bank atau semacamnya) lebih percaya
pada yang meminjam. Jika ada masalah, jaminan bisa dilelang untuk menyelamatkan
pinjaman. Tapi jika kita percaya atau dipercaya, maka jaminan sering tidak
dibutuhkan. Contohnya ketika kita pinjam pada teman dekat atau kerabat.
Jumat, 15 Maret 2013
Bagamana Dengan Mereka?
Putaran kedua pelatihan Mahir 1 bagi ustadz/ah se-Kota Yogyakarta selesai besok Ahad (17/3) pagi, insya Allah. Saya ingin melakukan pengakuan dosa. Dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sebagai yang diamanahi bidang ini langsung di tingkat kota, saya tidak bisa mendampingi, atau minimal ngaruhke pelatihan ini kecuali di Tegalrejo, yang tidak lain memang rayon saya. Semoga berita acara, rekap peserta, sertifikat, dan angket evaluasi yang masih jadi PR bidang Diklat di kota, bisa sedikit menebus kesalahan saya.
Rabu, 13 Maret 2013
Secarik Gundah
Kemarin saya mendengarkan cerita dari seorang kawan tentang
tetangganya. Tentang ibu-ibu yang berusaha keras untuk menggugurkan
kandungannya. Alasannya adalah karena ia malu atas kehamilannya. Anak bungsunya
yang nomer delapan, sampai ia jemur, diikat di pinggir kali sejak jam tujuh
pagi. Entah apa yang ada di pikiran ibu tadi.
Selasa, 12 Maret 2013
Memaknai (Kembali)
Kehidupan menawarkan pilihan-pilihan, kadang dengan
kadar sakitnya masing-masing. Keinginan baik saja tak cukup untuk membawa
seseorang kembali berpulang dengan rela dan direlakan. Yang ridha lagi
diridhai. Harus ada ujian untuk melihat siapa yang benar-benar beriman, dan
siapa yang setengah, seperempat, atau sepersekian keimanannya. Artinya, harus
ada perjuangan. Harus ada kesiapan mental untuk hidup tidak nyaman, untuk
meninggalkan ketenteraman, ketenangan, dan kenikmatan. Harus ada ketegaran hati
sekuat baja untuk menghadapi semuanya.
Kamis, 28 Februari 2013
Pedulikah Kita?
Hari kedua saya berada di ibukota. Saya menyempatkan diri
untuk berkunjung ke rumah pakdhe saya
di bilangan Klender, Jakarta Timur. Rumah itu besar, kamarnya banyak mirip
kos-kosan. Memang, karena anak pakdhe
saya jumlahnya empat, eh, belum selesai: empat belas. Ya, cukup untuk membentuk
satu tim sepakbola, satu wasit, dua hakim garis, satu pemain cadangan, lengkap
dengan pelatih dan co. pelatih, yaitu pakdhe
dan budhe saya.
Senin, 25 Februari 2013
Kita vs Allah
Yang membuat hidup yang kita jalani ini terasa begitu sempit, sulit, dan menghimpit, seringkali karena kita terlalu serius memikirkannya. Bukan berarti berpikir serius itu salah, baik banget malah, tapi terlalunya itu lho! Misalnya tentang Piala AFC, setelah Timnas keok, maka AFC dengan segala hiruk pikuknya seketika tak menarik lagi. Atau UN, setelah belajar hidup-hidupan (hidup aja, kalau mati gimana mau belajar?) ternyata ndak lulus, maka seolah hidup ndak ada gunanya lagi. Atau soal Jamkesmas atau KMS, kalau ndak dapat seakan dunia sudah berakhir.
Rabu, 13 Februari 2013
Sabtu, 09 Februari 2013
Belajar Memahami
Enam tahun yang lalu saya
didaulat dalam sebuah musyawarah bersama untuk memegang amanah sebagai
direktur. Kesannya jumawa betul, anak
kemarin sore ditunjuk menjadi pilot yang penumpangnya bahkan sudah sepuh-sepuh. Yang dipimpin itu banyak
yang sudah sarjana, bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja yang semuanya lebih tua,
dan saya baru SMP kelas tiga. Silahkan tertawa. Itulah kenyataannya. Jelang
akhir 2007, saya menjadi Direktur TPA (waktu itu belum namanya belum pakai
TKA-TPA-TQA) Baiturrahman, Tegalrejo, Yogyakarta untuk masa bhakti 2007-2012.
Ya, direktur dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Senin, 04 Februari 2013
Supervisor Or Superman
Tugas mulia seorang supervisor itu mensilaturahimi, bukan menghakimi. Ia cukup merekam, lalu menuliskannya dalam instrument penilaian. Jika ada yang janggal, ada ndak pas saat diperhatikan, maka yang harus ia sediakan lebih dulu adalah telinga untuk mendengar, bukan pertanyaan penuh tuntutan…
Sabtu, 02 Februari 2013
S3
Setelah seorang ukhti mengomentari bahwa tulisan saya beberapa waktu lalu “gokil”, saya sempat mencoba mengulang kegokilan itu di tulisan ini. Tapi entah kenapa saya ndak bisa. Cukup lama saya terdiam, sebelum akhirnya tulisan ini lahir dalam bahasa yang demikian.
Ini tentang sebuah persaudaraan. Bagaimana rasanya jika ada yang mengatakan pada kita, “Aku ini saudaramu!”. Pasti bahagia sekali. Saudara itu adalah wujud kekerabatan yang amat dekat. Bahkan lisan manusia paling mulia di dunia ini pernah bersabda, “Tidak beriman sesorang hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”. Salah satu ukuran iman yang beliau minta pembuktiannya adalah mencintai saudara. Karena saat mencintai, kita pasti akan memberikan yang terbaik bagi yang kita cintai. Dan kita tak pernah ingin sesuatu yang buruk –sekecil apapun- terjadi pada orang yang kita cintai.
Langganan:
Postingan (Atom)