Laman

Selasa, 25 Oktober 2011

Ayo Belajar, Nak...*


Ayo belajar dari gunung, Nak...

tampak tenang, kalem, namun terus bergelora
tampak diam, sederhana, namun luas wawasannya
tampak tidak melakukan apa-apa, namun konsisten bekerja
kokoh menjulang tinggi, sekaligus dalam menghunjam bumi

Ayo belajar dari gunung, Sayang...

sekali waktu dia mampu membuat kejutan yang mengguncang
mengingatkan, bahwa manusia masih punya Tuhan
menyadarkan, bahwa teman setia mereka adalah kesabaran
dan menginspirasi, bahwa dalam kebaikan mereka tidak sendirian

Ayo belajar dari gunung, Shalih/Shalihah...

jutaan mineral dan abu yang menyuburkan adalah cerita gunung
bahwa bersama setiap kesulitan akan ada kemudahan
seperti ayat yang tak bosan kau hafal bukan?
fa inna ma'al 'usri yusran, inna ma'al 'usri yusran

Ayo belajar dari gunung, Mujahid/Mujahidah...

setelah selesai dengan satu urusan
gunung masih tegak menjulang
bersegera memulai kembali urusan-urusan besar

Ayo sama-sama belajar dari gunung, Nak...

Gunung melakukan semua pekerjaan besarnya dengan rendah hati...
Ia rendah hati dalam ketinggiannya, sekaligus tinggi dalam kerendahan hatinya...


*untuk jundi-jundiku yang pemberani,
setahun paska erupsi Merapi

Kamis, 06 Oktober 2011

Senja Dalam Kereta


Aku bertemu dengannya senja tadi. Saat langit Kota Hujan merona berwarna jingga. Senja, biasanya adalah saat kepenatan berlabuh. Saat gelap merangkak ke jendela untuk menyejukkan mata. Dan tentu saja, saat harumnya sabun mandi dan minyak telon semerbak dari tubuh mungil santri-santriku.