Laman

Minggu, 23 Maret 2014

Berguru Pada Pak Boed

Beberapa hari yang lalu saya nonton Mata Najwa, spesial menghadirkan Wakil Presiden RI, Pak Boediono. Dari wawancara yang ndak sempat saya simak dari awal itu, satu yang saya catat: tak ada ekspresi berlebihan yang muncul dari Pak Boed. Beliau menanggapinya dengan biasa-biasa saja, tanpa rasa khawatir atau justru rasa bangga yang berlebihan. Meninggalkan kesan sederhana namun bersahaja. Yang sangat membekas bagi saya adalah karakter dan prinsip beliau. Bahwa beliau sangat menjaga, begitu hati-hati dengan mana yang hak dan mana yang bukan. Sebagai contoh, pada saat Pak Boed pergi haji sekeluarga, beliau difasilitasi pesawat kepresidenan milik TNI AU. Setwapres menuturkan, “Pak Boed bilang bahwa haji ini ibadah pribadi, bukan tugas negara. Maka sepulang haji Pak Boed minta untuk dihitungkan biaya seluruh bahan bakar dan biaya parkir selama di sana, dibagi jumlah kursi. Jadi berapa Pak Boed harus membayar sesuai jumlah kursi yang keluarga beliau pakai. Uang itu lalu disetorkan ke kas negara.”

Awesome! Ini harusnya jadi prinsip yang musti dipegang oleh semua: menjaga dari apa-apa yang bukan haknya.