Laman

Jumat, 25 Mei 2012

Dari Cordoba Mewarna Dunia



Bersama dengan gegap gempita Piala Eropa, tak ada salahnya kita mengunjungi salah satu negaranya. Dan jika kita berkesempatan untuk pergi ke Spanyol, sempatkanlah menilik Kota Cordoba. Di sana kita akan menemukan jalan ‘Calle Abulcasis’. Di jalan itu terdapat rumah nomor 6. Sekarang, rumah itu menjadi cagar budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol. Dan di rumah itulah, dahulu sosok yang luar biasa ini pernah tinggal.

Senin, 14 Mei 2012

Panen



kawan, wajahmu nampak muram, ada apa gerangan?
aku baru panen belakangan

bagaimana bisa kau gundah gulana, sedang kau tengah panen raya?
harusnya begitu, tapi tidak begitu adanya

memang, apa yang kau tanam?
sebutir benih bernama NANTI

lantas, yang tumbuh dari benih itu?
pohon dengan tunas yang mengakar, batang yang menjulang, dan rimbun dedaunan bernama MUDAH-MUDAHAN

kau apakan pohon-pohonmu?
kusiram, kupupuk, dan kerap kugadang-gadang dengan ucapan MASIH ADA KESEMPATAN

lalu pohon itu berbuah?
ya, tentu. awalnya hanya kecil, lama-lama membesar. masam, lalu matang. satu, dua, sampai berpuluh, bahkan berratus buah ALASAN

kemudian itu?
ketika kucecap hanya ada rasa getir KEGAGALAN

dan itu yang kau tuai belakangan?
ya. saat menuaiya tak ada yang tertinggal selain bertumpuk PENYESALAN*** (an)

Selasa, 08 Mei 2012

Dua Jenis Guru*

Di Hari Pendidikan lalu, saya bertemu dua jenis guru. Guru pertama adalah guru kognitif, sedangkan guru kedua adalah guru kreatif. Guru kognitif sangat berpengetahuan. Mereka hafal segala macam rumus, banyak bicara, banyak memberi nasihat, sayangnya sedikit sekali mendengarkan. Sebaliknya, guru kreatif lebih banyak tersenyum, namun tangan dan badannya bergerak aktif. Setiap kali diajak bicara dia mulai dengan mendengarkan, dan saat menjelaskan sesuatu, dia selalu mencari alat peraga. Entah itu tutup pulpen, botol plastik air mineral, kertas lipat, lidi, atau apa saja. Lantaran jumlahnya hanya sedikit, guru kreatif jarang diberi kesempatan berbicara. Dia tenggelam di antara puluhan guru kognitif yang bicaranya selalu melebar ke mana-mana. Mungkin karena guru kognitif tahu banyak, sedangkan guru kreatif berbuatnya lebih banyak.