Laman

Rabu, 28 Juli 2010

Disiplin


Jadi disiplin adalah pelajaran seumur hidup yang harus terus dilakukan. Harus jadi habit alias kebiasaan yang awalnya pasti susah banget, eh, butuh ikhtiar lebih. Tapi kedisiplinan adalah syarat kalo pingin sukses. Sukses itu bisa dimulai dari hal-hal yang intengibles, kayak kata Rhenald Kasali di bukunya Myelin.

Bahayanya, kedisiplinan paling susah justru kalo nyangkut diri sendiri. Kita cenderung permisif waktu sikonnya memungkinkan. Ah, entar aja bikinnya. Ah, nanti juga diberesin sama dia. Ah, kan ada si fulan. Ah, masih capek nih, istirahat dulu. Akibatnya, banyak waktu terbuang gara-gara nggak disiplin.

Bagi seorang pemimpin alias leader, lebih kompleks lagi. Makin nggak disiplin seorang pemimpin, makin besar juga kemungkinannya gagal memimpin. Jadi, harap dicatet dan diperhatikan buat yang merasa jadi pemimpin atau pingin jadi pemimpin. Baik pemimpin negara, pemimpin perusahaan, pemimpin rumah sakit (ehm!), atau pemimpin apapun, semua butuh disiplin. Juga penulis, termasuk koordinator magang. Hehehe...

Btw, kenapa sih aku sok serius nulis kayak gini? Inilah hukuman buat diriku sendiri yang kayaknya mulai rada-rada nggak disiplin proses dan disiplin hasil. Maap yah?

Ini adalah bagian dari memperbaiki diri. Mendisiplinkan. Buku yang baru tak tulis pun rasanya belum beranjak dari 20-an halaman, kalo 30 halaman masih kurang, padahal rencananya 120-an halaman. Rasanya disitu aja, nggak maju-maju.

Mengandalkan mood? Ehm, oke... Tapi kita yang membuat, bukan dibuat oleh mood. So, lanjutkan menulis. Sekarang lah waktunya kalo mau beraksi. Ayo! Tunggu apa lagi???

Selasa, 27 Juli 2010

Anna Althafunnisa



Kayaknya masyarakat kita baru demam KCB. Setelah menghadirkan sosok Fahri AAC-nya yang dirasa orang sepertinya terlalu muluk; sholih, pinter, dsb, Kang Abik memunculkan sosok Azzam yang (kayaknya) lebih 'realistis'. Sosok pekerja keras, yang harus berjuang sekuat tenaga di Mesir untuk menghidupi keluarganya sampai keteteran kuliahnya, bahkan di Indonesia pun hidupnya tidak mulus-mulus saja.

Tapi aku akui, selain cerita di novelnya yang luar biasa, di film pun dapet chemistry-nya. Ehm, kabarnya dibikin seri mirip sinetron trus ditayangkan di TV gitu ya? Hehe, harap maklum, hampir nggak pernah liat TV.

Nah, saking merakyatnya film ini, jadi pada hafal dech sama tokoh-tokohnya, nggak tua, nggak muda, nggak anak-anak, nggak orang dewasa, sama aja. Mulai dari Mas Azzam, Mbak Husna, sampai Mbak Anna. STOP, sampai nama ini, tokoh yang diperankan oleh Oki Setiana Dewi. Anna Althafunnisa merupakan sosok gadis yang sholihah, cerdas, wawasannya luas, cantik namun berwibawa. Istimewa!

But, tahukah kenapa aku menuliskannya? Karena... Aku sampai lupa, entah sudah berapa kali ada orang yang berkata, "Mbak, kok mirip Anna Althafunnisa sih?"
Yang bener aja??? Mau ketawa? Bareng-bareng yuk!? Hahaha...
Tapi semoga ini semua bagian dari do'a. Siapa tahu beneran bisa jadi seperti Anna? Aamiin... :)

Jumat, 23 Juli 2010

Menghargai Waktu


Ustadz Yusuf Qardhawi bilang waktu adalah kehidupan. So, seberapa kita bijak kita menggunakan waktu, segitu juga kebijakan kita menggunakan hidup. Menghargai waktu sama dengan menghargai hidup. Bukan dengan sejuta, seratus, sepuluh, apalagi seribu. Bukan, bukan yang kayak gitu. Allah nggak butuh yang macem itu. Toh lagipula kita nggak punya apa-apa. Ngono we kok nggaya? Allah cuma pingin kita mengisinya dengan niat terbaik, dengan ilmu terbaik dan dengan amalan yang terbaik.

Apa Allah menuntut yang paling banyak? Nggak, sama sekali nggak. Allah pingin yang paling baik. Ahsanu, bukan aktsaru. Inget, CATET!

Salah satu cara menghargai waktu adalah dengan komitmen. Iya, bener-bener komitmen. Bukan cuma sekedar komat-kamit, men! Komitmen pada janji, janji dengan relasi, dengan diri sendiri, lebih-lebih dengan Ilahi Robbi.

Ada beberapa agenda rutin tiap hari Jum’at. Khusus hari ini, kok berat kayaknya. Mau pergi badan dah nggak kuat rasanya. Liat amanah seabrek jadi mual dibuatnya. Apalagi kalo nggak ada temennya. Waaah, bisa males beneran jadinya.

But, ketika komitmen itu kita jalani, harusnya bukan sebatas ‘menepati’. Balik lagi, ia juga harus disertai dengan niat terbaik, ilmu terbaik dan amal yang terbaik. Moga dengan gitu, Allah akan mencatatnya dengan catatan yang terbaik dan membalasnya dengan balasan yang terbaik. Aamiin…

Thank’s for Allah, yang telah mengaruniakan nikmat dan hikmah tak bertepi…

Selasa, 20 Juli 2010

Memulai Kembali

Udah setengah tahun kayaknya blog ini nggak tersentuh. Aku nggak lupa, tapi kadang malesnya luar biasa. STOP! Sekarang bukan waktunya malas-malasan. Berusahalah untuk memulai lagi, membangun komitmen dengan diri sendiri, lalu mendisiplinkannya dalam hidup sehari-hari. Sekarang waktunya. Raih surga dengan pena! Yihaaa...