“Oh, itu berarti kita naik perahu karet, trus menyusuri sungai, Nak...” jawab suamiku.
“Aku pakai helm juga?” ia bertanya dengan polosnya. Melihat abahnya sedang memakai helm.
“Iya, Syifa. Coba pakai helmnya sendiri ya, Anak pintar…” kataku sambil tersenyum.
“Kayak abah waktu naik jembatan goyang dong, Mi?”
Sekarang giliran suamiku yang senyum-senyum. Kami memang beberapa kali mengajak anak-anak ke wahana high risk. Sekedar melihat abah dan uminya beraktivitas sebagai outbounders.